Sabtu, 06 Desember 2008

Takbir di malam Idul Adha

Biasa yang saya lakukan pada malam takbiran Idul Adha yaitu berkumpul dengan teman dimusholla maupun di masjid. Namun sekarang teman-teman yang biasa bersama aku di waktu itu sudah pergi merantau mencari pekerjaan dikota.

Sekarang saya hanya bisa takbiran di Musholla dengan adik-adik yang umurnya dibawah saya namun semangat saya Insya Allah masih sama seperti yang dulu. Siangnya kami biasanya mengeluarkan bedug yang biasa dibunyikan pada malam malam Hari Raya.

Sejarah bedug di Musholla Kami.
Bedug itu terinspirasi dari sudah banyaknya musholla-musholla di desa kami yang memiliki bedug. terbesit keinginan didalam hati ingin membuat bedug itu dengan usaha  kami sendiri. Ternyata ada seorang sesepuh di lingkungan tempat tinggal kami yang mengusulkan apa yang sebetulnya kami inginkan sejak lama yaitu membuat bedug. Mulai dari situlah aku (eko), dan teman-teman aku seperti Edi Ponco, Amin, dan salah seorang yang sudah pengalaman yaitu Lik Ojan mulai membuat rincian anggaran untuk membuat bedug tersebut. Pertama kami mengumpulkan dana karena Edi sedang sibuk maka aku dan Amin yang mulai berkeliling mencari dana dari rumah ke rumah. Sebetulnya hal seperti itu belum pernah kami lakukan sebelumnya, kami merasa agak malu /rikuh dalam bahasa jawa. setelah dana terkumpul barulah kami pertama kali membeli drum dan kulit sapinya yang udah dikeringkan.

kebetulan ayah saya seorang bengkel lalu saya minta tolong kepada beliau untuk membuat kerangka atau alat-alat apa saya yang diperlukan untuk membuat bedug. Setelah rangka itu jadi kami merangkainya bersama-sama kemudian kami dibantu oleh Bapak Mulyono selaku tokoh islam di lingkungan kami tak menyangka dengan modal nekat akhirnya bedug tersebut selesai dan masih kami gunakan sampai saat ini.

Tapi sebetulnya saya kurang bisa untuk memainkan bedug, maka dari itu yang menabuh hanya anak-anak kecil, dan remaja yang bisa saja. Kami biasanya takbiran sampai pagi. Sekitar jam 2 malam kami baru tidur. disitu juga disediakan makanan seadanya seperti kacang goreng, seriping, air minum, dan lain-lain. kalau udah tengah malam biasanya keluar nasi dari pemilik musholla tersebut untuk makan orang-orang yang masih takbiran di malam itu..............................(bersambung)

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com